بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Cash
Flow dan Neraca Laba Rugi dalam Kewirausahaan
- CASH FLOW
Pengertian
Cash Flow :
Cash Flow bisa disebut juga dengan laporan
keuangan/aliran kas sangat berguna bagi siapa saja yang ingin membuka usaha,
agar proses keuangan dalam suatu usaha tersebut dapat terorganisir dan
terkoordinir dengan baik, dan agar pimpinan suatu bidang tidak bisa dibohongi
dengan pegawai-pegawainya, maka sangat penting dibuatnya Cash Flow ini.
Cash flow
(aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai
akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode akutansi. Laporan arus kas meliputi
laporan yang berisi siklus kas perusahaan yang digolongkan kedalam tiga
golongan aktivitas normal suatu perusahaan, yaitu arus kas dari aktivitas
operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktuvitas
pendanaan (Financial).
Hal utama
yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah
memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :
- Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
- Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
- Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang..
Aliran kas
yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a)
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow).
b)
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c)
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa
proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Aliran kas
yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a)
Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow).
b)
Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c)
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa
proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
CONTOH
PEMBUATAN CASH FLOW PERUSAHAAN DAGANG.
HARGA POKOK
PENJUALAN (HPP)
1.
Pengertian Harga Pokok Penjualan.
Yang
dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang
dijual.
Ada dua
manfaat dari harga pokok penjualan.
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
Untuk
mengetahui laba yang diinginkan perusahaan.
Apabila
harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan
sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan
diperoleh kerugian.
2. Rumus
Menghitung Penjualan Bersih.
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan penjualan.
Contoh:
Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,- = Rp. 24.725.000,-
Diketahui penjualan Rp. 25.000.000,-
Retur penjualan Rp. 125.000,-
Potongan penjualan Rp. 150.000,-
Hitunglah penjualan bersih!
Penjulan bersih = Rp. 25.000.000,- – Rp. 125.000,- – Rp. 150.000,- = Rp. 24.725.000,-
3. Rumus
Menghitung Pembelian Bersih.
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
- pembelian kotor;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- retur pembelian;
- potongan pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan.
Unsur-unsur untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari:
- pembelian kotor;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- retur pembelian;
- potongan pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
4. Rumus
Menghitung Harga Pokok Penjualan.
Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
- persediaan awal barang dagangan;
- pembelian;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- potongan pembelian
Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan.
Unsur-unsur itu antara lain:
- persediaan awal barang dagangan;
- pembelian;
- biaya angkut pembelian;
- retur pembelian dan pengurangan harga;
- potongan pembelian
Rumus harga
pokok penjualan:
HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir
HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir
HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir
Keterangan :
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.
Perhatikan bagan di bawah ini.
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih.
Pembelian bersih = Pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Atau
Barang yang tersedia untuk dijual = Persediaan awal + pembelian + beban angkut
Pembelian – retur pembelian – potongan pembelian.
Persediaan akhir barang yang tersedia (dikuasai) pada akhir periode akuntansi.
Untuk menghitung Harga Pokok Penjualan.
Perhatikan bagan di bawah ini.
5.
Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.
Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha.
Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi.
Untuk Menghitung laba rugi perusahaan adalah:
Laba bersih = laba kotor – beban usaha.
Beban uasaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.
1. Beban penjualan ialah biaya yang langsung dengan penjualan.
2. Beban administrasi/umum ialah biaya-biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Untuk menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan.
Sedangkan untuk menghitung penjualan bersih adalah :
Penjualan bersih = penjualan – retur penjualan dan pengurangan harga – potongan penjualan.
6. Menyusun
Laporan Laba Rugi.
Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
A. Single Step/Langsung.
Laporan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
A. Single Step/Langsung.
Laporan
single step/langsung yaitu laporan laba rugi di mana semua pendapatan
dijumlahkan menjadi satu, demikian juga untuk bebannya, kemudian dicari
selisihnya untuk mengetahui laba atau rugi.
B. Multiple
Step (Bertahap)
Laporan laba
rugi bentuk multiple step (bertahap) adalah laporan laba rugi dengan
mengelompokkan atau memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar
usaha, dan memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha, baru
kemudian dicari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi usaha.
Perusahaan
Unsur Laporan Perubahan Modal.
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi.
Perubahan modal diakibatkan oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran pribadi.
Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:
- modal awal
- laba atau rugi
- pengambilan pribadi
- setoran pribadi
- modal akhir.
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi.
Perubahan modal diakibatkan oleh adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba, dideritanya kerugian atau adanya setoran pribadi.
Unsur-unsur laporan perubahan modal yaitu:
- modal awal
- laba atau rugi
- pengambilan pribadi
- setoran pribadi
- modal akhir.
8.
Unsur-unsur Laporan Neraca.
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan pada saat tertentu unsur-unsur neraca terdiri dari :
- harta
- kewajiban/utang
- modal
Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk scontro/sebelah menyebelah.
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan pada saat tertentu unsur-unsur neraca terdiri dari :
- harta
- kewajiban/utang
- modal
Bentuk laporan neraca terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk laporan dan bentuk scontro/sebelah menyebelah.
- Neraca Laba Rugi
Neraca (Balance sheet) merupakan laporan
keuangan yang menunjukkan posisi : harta, hutang dan modal.
Laporan laba
rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih.
Unsur-unsur
laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
- Pendapatan dari penjualan
- Dikurangi Beban pokok penjualan
- Laba/rugi kotor
- Dikurangi Beban usaha
- Laba/rugi usaha
- Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
- Laba/rugi sebelum pajak
- Dikurangi Beban pajak
- Laba/rugi bersih
Bentuk Laporan Laba Rugi
Bentuk laporan laba rugi memiliki dua macam sebagai
berikut:
a.
Bentuk
tunggal (single step system)
Dalam bentuk ini laporan rugi laba tidak terinci dan
ditentukan berdasarkan total pendapatan dikurangi total biaya. Dalam bentuk ini
lapora laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan di
luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi
single step system dapat dilihat berikut ini.
PT. INDAH JAYA, Tbk.
|
|||
Perhitungan Laba Rugi
|
|||
Per 31 Desember 2006
|
|||
(dalam ribuan)
|
|||
==================================================================
|
|||
1
|
Pendapatan
|
Rp 35.000.000
|
|
Pendapatan usaha
|
Rp 7.500.000
|
||
Pendapatan di luar usaha
|
Rp 42.500.000
|
||
Jumlah pendapatan
|
|||
2
|
Biaya-biaya
|
||
Harga pokok penjualan
|
Rp 20.000.000
|
||
biaya penjualan
|
Rp 5.500.000
|
||
Biaya umum dan administrasi
|
Rp 2.500.000
|
||
Biaya di luar usaha
|
Rp 2.000.000
|
||
Jumlah biaya
|
Rp 30.000.000
|
||
3
|
Laba sebelum pajak
|
Rp 12.500.000
|
|
4
|
Pajak 20%
|
Rp 2.500.000
|
|
5
|
Laba sesudah pajak
|
Rp 10.000.000
|
b. Bentuk majemuk (multiple step system)
Laporan bentuk ini dihitung secara
terinci dan bertahap, yaitu dengan membedakan antara pendapatan maupun biaya dan
usaha dengan di luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi multiple step system dapat dilihat
berikut ini.
c. Bentuk majemuk (multiple step system)
Laporan bentuk ini dihitung secara
terinci dan bertahap, yaitu dengan membedakan antara pendapatan maupun biaya
dan usaha dengan di luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi multiple step system dapat dilihat
berikut ini.
PT Gunung Maras, Tbk.
|
|||
Perhitungan Laba Rugi
|
|||
Per 31 Desember 2006
|
|||
(dalam ribuan)
|
|||
===========================================================================
|
|||
1
|
Pendapatan dan biaya usaha
|
||
Pendapatan usaha
|
Rp 35.000.000
|
||
Biaya usaha
|
Rp 28.000.000
|
||
Laba bersih usaha
|
Rp 7.000.000
|
||
2
|
Pendapatan dan biaya di luar usaha
|
||
Pendapatan di luar usaha
|
Rp 7.500.000
|
||
Biaya di luar usaha
|
Rp 2.000.000
|
||
Laba Bersih
|
Rp 5.500.000
|
||
3
|
Laba sebelum pajak
|
Rp 12.500.000
|
|
4
|
Pajak 20%
|
Rp 2.500.000
|
|
5
|
Laba sesudah pajak
|
Rp 10.000.000
|
Bentuk Laporan Laba Rugi
Bentuk laporan laba rugi memiliki dua macam sebagai
berikut:
a.
Bentuk
tunggal (single step system)
Dalam bentuk ini laporan rugi laba tidak terinci dan
ditentukan berdasarkan total pendapatan dikurangi total biaya. Dalam bentuk ini
lapora laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan di
luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi
single step system dapat dilihat berikut ini.
PT. INDAH JAYA, Tbk.
|
|||
Perhitungan Laba Rugi
|
|||
Per 31 Desember 2006
|
|||
(dalam ribuan)
|
|||
==================================================================
|
|||
1
|
Pendapatan
|
Rp 35.000.000
|
|
Pendapatan usaha
|
Rp 7.500.000
|
||
Pendapatan di luar usaha
|
Rp 42.500.000
|
||
Jumlah pendapatan
|
|||
2
|
Biaya-biaya
|
||
Harga pokok penjualan
|
Rp 20.000.000
|
||
biaya penjualan
|
Rp 5.500.000
|
||
Biaya umum dan administrasi
|
Rp 2.500.000
|
||
Biaya di luar usaha
|
Rp 2.000.000
|
||
Jumlah biaya
|
Rp 30.000.000
|
||
3
|
Laba sebelum pajak
|
Rp 12.500.000
|
|
4
|
Pajak 20%
|
Rp 2.500.000
|
|
5
|
Laba sesudah pajak
|
Rp 10.000.000
|
b. Bentuk majemuk (multiple step system)
Laporan bentuk ini dihitung secara
terinci dan bertahap, yaitu dengan membedakan antara pendapatan maupun biaya dan
usaha dengan di luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi multiple step system dapat dilihat
berikut ini.
c. Bentuk majemuk (multiple step system)
Laporan bentuk ini dihitung secara
terinci dan bertahap, yaitu dengan membedakan antara pendapatan maupun biaya
dan usaha dengan di luar usaha. Contoh bentuk laporan laba rugi multiple step system dapat dilihat
berikut ini
PT Gunung Maras, Tbk.
|
|||
Perhitungan Laba Rugi
|
|||
Per 31 Desember 2006
|
|||
(dalam ribuan)
|
|||
===========================================================================
|
|||
1
|
Pendapatan dan biaya usaha
|
||
Pendapatan usaha
|
Rp 35.000.000
|
||
Biaya usaha
|
Rp 28.000.000
|
||
Laba bersih usaha
|
Rp 7.000.000
|
||
2
|
Pendapatan dan biaya di luar usaha
|
||
Pendapatan di luar usaha
|
Rp 7.500.000
|
||
Biaya di luar usaha
|
Rp 2.000.000
|
||
Laba Bersih
|
Rp 5.500.000
|
||
3
|
Laba sebelum pajak
|
Rp 12.500.000
|
|
4
|
Pajak 20%
|
Rp 2.500.000
|
|
5
|
Laba sesudah pajak
|
Rp 10.000.000
|
- LAPORAN LABA RUGI -±
Pendapatan dari
penjualan Rp. 99.980.000
Harga Pokok
Penjualan Rp. 25.000.000
---------- (-)
Laba Kotor
74.980.000
Biaya
Operasional:
- Biaya
Pemasaran Rp. 5.000.000
- Biaya
Administrasi & Umum
Rp. 1.250.000
---------- (+)
6.250.000
---------- (-)
Laba Usaha Rp. 68.740.000
Pendapatan
Lain-lain Rp. 125.000
---------- (+)
Laba sebelum
Bunga dan Pajak Rp. 68.865.000
Bunga Rp. 199.000
---------- (+)
Laba sebelum
Pajak Rp. 69.064.000
Pajak Rp. 1.275.000
----------
(-)
Laba
Bersih
Rp. 67.789.000
==========
Sumber
:
1. http://kelompok22itbseamolecbatch5.wordpress.com/2011/12/22/sekilas-tentang-cash-flow/
3. http://manggis17.blogspot.com/2013/06/kewirausahaan-6.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar